Jum'at, 26 April 2024  
Ekeubis / Kebutuhan Sayur Riau Dipasok hampir 100 Persen dari Luar, Ini Kata BI
Kebutuhan Sayur Riau Dipasok hampir 100 Persen dari Luar, Ini Kata BI

Ekeubis - - Senin, 19/03/2018 - 15:55:27 WIB

PEKANBARU, situsriau.com - Hingga kini dua daerah tetangga, Sumatra Barat dan Sumatra Utara jadi pemasok kebutuhan sayur di Provini Riau. Dua daerah inilah yang memasok 100 persen kebutuhan Riau.

"Kalau yang 100 persen dipasok dari luar itu khusus sayuran dataran tinggi. Kita ketergantungan dengan luar, dua daerah pemasok sayur kita Sumbar dan Sumut, "ujar Darmansyah.

Jika dilihat data tahun 2017 kebutuhan sayur Riau itu mencapai 324.240 ton, sedangkan pasukan dari luar mencapai 317.718 ton, sedangkan sayuran yang bisa dihasilkan Riau hanya 217.739 ton.

"Kalau ditotal semuanya pasokan ke Riau tahun lalu 516.756 ton, kenapa ketersediaan lebih besar dari kebutuhan, artinya masyarakat Riau tidak kekurangan sayur, meskipun harus pasok dari luar," katanya.

Untuk sayuran yang bisa dihasilkan Riau sendiri hanya untuk jenis sayuran tertentu dan terbatas, artinya sayuran yang bisa hidup di cuaca panas, misalnya bayam, kangkung, dan kacang panjang.

"Untuk cabe sendiri sekarang ini kita pasok dari luar itu sekitar 85 persen, sedangkan selebihnya sudah bisa dipasok dari dalam Riau, "ujarnya.

Diakui Darmansyah penyebab masih bergantungnya kebutuhan pangan kepada Provinsi tetangga karena masih tingginya alih fungsi lahan dan semakin sempitnya lahan masyarakat untuk bercocok tanam.

"Sawah dan ladang semua dijadikan kebun kelapa sawit, karena kerjanya lebih mudah dan hasilnya lebih besar. Sehingga masyarakat tertarik untuk alih fungsi lahan itu," ujarnya.

Sementara itu, Kepala BI Perwakilan Riau, Siti Astiyah saat dimintai pendapat belum lama ini menyebut, berdasarkan pengamatannya, penyebab Riau harus memasok kebutuhan pangan dari daerah lain karena masih kurangnya alokasi lahan pertanian untuk tanaman pangan meski Riau punya lahan pertanian yang begitu luas.

"Sangat luas lahan pertanian di Provinsi Riau, namun untuk lahan budi daya tanaman pangan relatif masih belum maksimal. Oleh karena itu, menyebabkan kebutuhan pangan di Riau harus dipasok dari daerah lain," jelas Siti belum lama ini.

Siti menyampaikan, meski saat ini replanting tanaman sawit menjadi suatu yang perlu dilakukan, namun di samping itu pemerintah tidak boleh lupa bahwa Riau juga memerlukan kebijakan guna perbaikan budi daya tanaman pangan.

"Kita selalu mendukung kebijakan pemerintah, termasuk replanting sawit ini, apalagi sawit-sawitnya sudah banyak yang tua. Tapi pada saat yang sama, Riau itu kan punya lahan yang luas, mungkin perlu juga ada kebijkan sebagaian lahan itu digunakan untuk tanaman pangan," jelas Siti.

Siti mencontohkan, hasil pangan yang dipasok Riau dari daerah lain seperti beras. Bahkan tingkat kebutuhan pangan ini cukup tinggi dengan inflasi sekitar 1,19 persen.

"Jika belum bisa menjadi Suplayer untuk tanaman pangan, paling tidak Riau harus memperbaiki cara distribusi agar lebih baik. Tidak mesti harus beras, komoditas itu kan banyak," katanya. (sr5, in)


Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

 
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved