PEKANBARU, situsriau.com - Komoditas Operator Penerbangan (AOC) Pekanbaru mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau memutuskan nasib Riau Airlines (RAL). Pasalnya, Pemprov Riau masih ingin maskapai itu dihidupkan, padahal izin usahanya telah dicabut Kementerian Perhubungan sejak tahun 2012 lalu.

"Kami dengar berbagai rencana atas Riau Airlines dari anggota dewan atau pemprov sendiri. Tapi hingga kini belum ada realisasinya. Untuk itu, kami mendesak Pemprov Riau segera memutuskan," papar Ketua AOC Pekanbaru, Wahyu Wijanarko, di Pekanbaru kemarin.

Katanya, kelanjutan nasib maskapai yang sahamnya dimiliki oleh 20 pemerintah daerah di Sumatera itu belum jelas. Ini disebabkan Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan jajaran direksi maskapai itu dikabulkan Mahkamah Agung (MA) RI pada 31 Desember 2013 lalu. Putusan MA itu mencabut status pailit yang dijatuhkan  Pengadilan Niaga Medan pada tanggal 12 Juli 2012.

Seharusnya, kata Wahyu, selaku pemegang saham mayoritas, Pemrov Riau harus mengadakan rapat umum pemengang saham dalam tahun ini. "Cuma nanti ada beberapa kewajiban yang dilakukan sebelumnya itu (RAL terbang), pertama mungkin dari teman-teman travel agen yang belum selesai. Hanya saya tidak tahu kondisinya seperti apa disini," ucap dia.

"Yang jelas kita di bandara, mungkin jadi lebih ramai aja penerbangan, kalau memang dia (RAL) bisa hidup lagi. Berarti lebih ramai. Tetapi yang pasti, kita dukunglah kalau RAL dihidupkan lagi," sambung Wahyu.

Sebelumnya, Kepala Biro Administrasi dan Ekonomi Sekreatriat Daerah Provinsi (Setdaprov) Riau, Syafrial, menyatakan Pemprov Riau tetap mempertahankan RAL meski sudah tak beroperasi sejak tahun 2011. "Kalau kita bangkrutkan, yang enak perusahaan (RAL, red) itu. Tanggung jawab kepada investor, karyawan, dan pihak lain akan hilang," terangnya.

Pemprov Riau, katanya, akan berupaya menghidupkan kembali maskapai tersebut, walau dililit krisis finansial. Caranya, dengan menyuntikkan modal tambahan. Tapi hal itu tak bisa hanya diputuskan oleh Pemprov Riau saja. (sr5, in)