PEKANBARU, situsriau.com- Kisruh internal Partai Amanat Nasional (PAN) Riau semakin membesar setelah sempat adem menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 15 Desember 2017 lalu.

Puncak kisruh berujung dengan digemboknya Kantor DPD I PAN Riau dan sebuah spanduk besar terkait penolakan Irwan Nasir sebagai kader PAN terbentang.

Informasi yang beredar, Ketua DPW PAN Riau yang juga Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir dituding arogan dalam memimpin. Irwan juga disebut telah melanggar Aturan Dasar-Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) di partai yang dipimpinnya.

Di antaranya dengan mencopot Sekretaris DPW PAN Riau Zainal Abidin, tanpa melalui rapat pleno. Pencopotan Zainal ini pun layaknya seorang bupati kepada kepala dinasnya hanya dengan alasan suka atau tidak suka.

"Mungkin ya karena dia bupati, jadi cara dia memimpin partai pun dengan cara-cara kekuasaan. Seperti mengganti kepala dinas, kalau tak suka ganti. Pada hal dalam AD/ART partai itu kan ada mekanismenya," kata Zainal, Senin (20/2/17).

Menurut Zainal, pencopotan dirinya sebagai Sekretaris PAN Riau sudah diteken Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan pada 15 Februari lalu. Zainal yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Dumai ini mengaku tidak akan melakukan perlawanan atas keputusan tersebut.

Hanya saja, secara aturan jelas sudah salah. Apalagi sampai hari ini, jika memang ada kesalahan berat atau sedang yang dilakukannya dalam menjabat sebagai seorang sekretaris tak pernah disampaikan, baik dalam internen mau pun rapat partai.

"Di sinilah tak profesionalnya Irwan. Teman-teman juga banyak mempertanyakan. Mungkin dikiranya memimpin partai itu seperti bupati saja, tak suka dengan kepala dinas, ganti. Teman-teman juga protes. Terus terang, seharusnya Irwan itu malu," ujarnya lagi.

Ada pun untuk pengganti dirinya, Zainal mengaku sudah mendengarnya. Yakni digantikan oleh Tengku Zulmizan. Zainal hanya berharap, partai berlambang matahari terbit ini ke depan bisa lebih baik lagi dalam segala hal.(sr3,in)