JAKARTA, situsriau.com - Korupsi menjadi keprihatinan sekaligus pekerjaan rumah bagi bangsa Indonesia. Berbagai upaya dilakukan untuk menekan tingkat korupsi di Tanah Air.

Ternyata, pembahasan tentang korupsi menjadi hal yang menarik untuk diteliti oleh mahasiswa dan dosen dari berbagai universitas di Amerika Serikat (AS).

Dalam Konferensi Northeastern (NEC) yang digelar di Yale University baru-baru ini, sebanyak tujuh makalah terpusat pada korupsi, akar dan berbagai upaya pemberantasannya.

Hasil riset tentang korupsi di tingkat pemerintahan lokal disampaikan oleh Asmiati Malik (University of Birmingham, UK) dan Vincent Tanutama (yang tengah belajar di Yale University). Korupsi pada penegak hukum menjadi bahan kajian Rizky Wirastomo, yang kini sedang studi di Boston University. Sementara pemberantasan korupsi di era Orde Baru dan setelahnya menjadi bahan kajian Dessy Pramita (Georgetown University) dan Yusri Supiyan (University of Washington).

Mantan Menteri Keuangan, Chatib Bari dan Dosen Jurusan Planologi di Savannah State University Deden Rukmana menjadi pembicara kunci dalam konferensi ini.

Dalam pemaparanya, Rabu (26/4/17), Chatib Basri menyampaikan pengalamannya melakukan berbagai upaya pemberantasan korupsi di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan bea cukai.

Sementara itu, Deden Rukmana menilai, korupsi dalam perizinan tata ruang merupakan hambatan serius pada komitmen Indonesia untuk menjadi kota-kotanya inklusif, aman, dan sustainable.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Washington DC, Ismunandar, menyambut baik upaya kemajuan riset yang dilakukan para peneliti di berbagai tempat ini. Ia berharap hasil-hasil riset tentang korupsi ini akan menjadi sumbangan besar bagi upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. (*)