KUANSING, situsriau.com- Inovasi pemberdayaan ekonomi desa terus dilakukan oleh BUMDes Harapan Makmur di Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Benai, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.
Salah satu langkah mereka adalah mendirikan rumah produksi batik tulis yang kini menjadi pusat kegiatan ekonomi dan budaya masyarakat setempat.
Rumah produksi ini menghasilkan batik tulis khas Kuansing berukuran 3 meter dengan harga terjangkau, yakni Rp300 ribu per lembar.
Produk ini tidak hanya memiliki nilai ekonomis, tetapi juga kental dengan makna budaya lokal.
Setiap lembar batik memuat motif-motif yang menggambarkan alam dan tradisi Kuansing, serta dibuat dengan teknik tulis manual oleh tangan-tangan terampil pengrajin desa.
Bendahara BUMDes Harapan Makmur, Tiwi, menyampaikan bahwa pendirian rumah produksi ini merupakan wujud nyata komitmen desa dalam membangun ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.
"Kami ingin Desa Tebing Tinggi dikenal sebagai sentra batik lokal yang berkualitas. Bukan sekadar batik biasa, tapi batik tulis khas Kuansing yang punya cerita, punya jiwa. Harapan kami, ini bisa menjadi identitas desa di tingkat nasional, bahkan internasional," ujar Tiwi seperti dikutip dari RA, Minggu (6/7/2025).
Tiwi juga menegaskan bahwa keberadaan rumah produksi ini menjadi sumber harapan baru bagi ibu-ibu rumah tangga, pemuda desa, dan warga yang sebelumnya tidak punya pekerjaan tetap.
"Kami di BUMDes ingin menggerakkan potensi perempuan dan pemuda desa. Banyak ibu-ibu yang kini bisa menghasilkan pendapatan sendiri dari membatik. Ini bukan hanya tentang ekonomi, tapi juga pemberdayaan sosial. Mereka jadi lebih percaya diri, punya karya dan dihargai," ucapnya.
Saat ini, rumah produksi batik beroperasi setiap hari dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB, dan terbuka bagi masyarakat umum, wisatawan, maupun pembeli dari luar daerah.
BUMDes juga aktif memasarkan produk melalui media sosial dan jejaring UMKM lokal, untuk memperluas jangkauan pasar.
Tiwi menyebutkan bahwa pengembangan batik tulis ini juga akan diarahkan ke bidang pendidikan budaya dan pelatihan regenerasi pengrajin. Dengan demikian, keahlian membatik bisa diwariskan dan tidak punah oleh zaman.
"Kedepan, kami ingin menjadikan rumah produksi ini sebagai ruang belajar terbuka. Generasi muda bisa belajar membatik, memahami motif lokal, dan bahkan belajar bisnis kreatif dari desa," katanya.
Langkah BUMDes Harapan Makmur ini dinilai sebagai contoh ideal dalam menggabungkan pelestarian budaya dengan penguatan ekonomi desa. Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi masyarakat, batik Kuansing kini tidak hanya menjadi warisan, tetapi juga harapan baru.
"Kami percaya, batik ini bisa menjadi gerbang untuk mengenalkan Kuantan Singingi ke dunia. Batik Kuansing bukan hanya milik desa kami, tapi kebanggaan Riau dan Indonesia," tutupnya.***
Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365 atau Email: [email protected]
Lengkapi data diri secara lengkap. |
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com ----- |