Syamsuar langsung gerak cepat mengumpulkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, untuk mencari solusi menurunkan inflasi.

“Penyebabnya cabai, jadi kita tadi sudah mendapatkan informasi dari Presiden. Yang tinggi itu rata-rata Sumatera. Nomor satu itu Jambi, kedua Sumbar, ketiga Bangka Belitung, keempat Riau dan kelima Aceh,” ujar Gubri, Kamis (20/8).

“Solusinya kita mencari cabai dari daerah lain. Kita mencari cabai dari Sumatra Utara. Kalau dari Sumbar belum karena [harga] naik terus. Inilah kita mengadakan rapat,” tambah Gubri.

Dijelaskan Gubri, untuk menekan angka inflansi di Riau, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Riau akan bekerja keras berupaya mengurangi inflasi daerah. 

Upaya yang akan dilakukan yakni operasi pasar di tiga wilayah inflasi tinggi. Seperti di Kota Pekanbaru, Dumai, dan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

“Upaya selanjutnya adalah menggerakkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Terutama BUMDes yang maju di Riau untuk mengembangkan usaha di bidang pertanian pangan," jelasnya. 

"Jika satu BUMDes saja bisa menanam cabai setidaknya di lahan setengah hektar. Maka usaha tersebut berusaha membantu ketersediaan cabai di Riau,” imbuhnya. 

Diberitakan seblumnya Presiden RI Jokowi mengumumkan angka inflasi di Indonesia mencapai 4,94 persen. Lima daerah tertinggi inflasi di antaranya Provinsi Jambi 8,22 persen, Sumatera Barat (Sumbar) 8,01 persen, Bangka Belitung (Babel) 7,77 persen, Riau 7,04 persen, dan Aceh 6,697 persen. (mcr/ji/nb)