Jum'at, 26 April 2024  
Otonomi / Derita Warga Mekong Ketika Ombak Besar Menghantam
Pompong Rusak, Turap Roboh
Derita Warga Mekong Ketika Ombak Besar Menghantam

Otonomi - - Minggu, 14/01/2018 - 21:14:10 WIB

SELATPANJANG, situsriau.com- Walau sudah terbiasa hidup di perairan dan bermain dengan ganasnya ombak, namun tetap saja ada kisah pilu ketika gulungan ombak besar sampai menghancurkan pompong nelayan.

Belum lagi kekhawatiran warga air pasang akan menghunjam jalan karena tirap juga sudah runtuh digulung ombak beberapa hari lalu.

"Kalau angin kencang bisa terjadi saat air laut pasang dan surut. Kalau angin kencang saat pasang, ya disertai dengan gelombang. Kita juga tak bisa berbuat banyak, kondisi seperti ini terjadi setiap tahunya," ucap seorang warga sambil menatap dalam ke arah pompongnya yang sudah rusak.

Sempat juga warga pengangkut tual sagu terjebak dalam gelombang dan angin kencang. Akibatnya, pompong terhempas ke tepi dan tenggelam serta tual sagu putus lalu berserakan di laut.
Pantauan meida, untuk menyelamatkan pompong, warga memindahkannya ke dalam sungai yang jaraknya agak jauh dari desa. Percikan air laut yang menghantam tebing bisa membasahi jalan karena ketinggian ombak.

Saat ini merupakan musim utara ditandai dengan angin bertiup kencang. Di saat bersamaan, ketika air laut pasang akan tercipta ombak mematikan yang senantiasa menerjang tebing-tebing. Bahkan, turap beton pun tumbang dihantam ombak.

Desa Mekong terletak tepat di depan Selat Melaka, yang akan berhadapan langsung ketika angin utara datang  membawa gelombang tinggi.  Sama sekali tak ada penghalang dan warga hanya bisa menatap keganasan ombak meluluhlantakkan pompong hingga turap di desa mereka.

Akibat gelombang yang terjadi sejak beberapa hari belakangan, Turap penahan ombak yang dibangun zaman Bengkalis sebagianya telah ambruk. Tebing-tebing pun runtuh dengan seketika saat diterjang gelombang pasang (air laut pasang).

Tak hanya itu, beberapa pompong dan sampan warga pun rusak parah. Tali yang digunakan untuk mengikat pompong putus diterjang ombak. Kayu-kayu yang dijadikan pancang pun banyak yang tercabut dan patah. Namun kisah ini tak membuat nelayan dan warga pasrah, mereka terus menatap masa depan lebih baik bagaikan peselancar yang mampu bermain dengan ketinggian ombak. (sr3,in)

Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

 
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved