Jum'at, 29 Maret 2024  
Kesehatan / Kebanyakan karena Seks Bebas, 3.958 Warga Riau Idap HIV/Aids
Kurun Waktu 2014-2016
Kebanyakan karena Seks Bebas, 3.958 Warga Riau Idap HIV/Aids

Kesehatan - - Sabtu, 03/12/2016 - 05:12:42 WIB

PEKANBARU, situsriau. com- Dalam kurun waktu 2014-2016, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Riau mendata 3.958 kasus HIV Aids terjadi di Riau.

Menurut pengelola Program KPA Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Riau, Helmi Yardi, kasus HIV/AIDS di Riau terjadi lebih akibat adanya hubungan seks bebas berisiko tanpa pengaman. Sehingga terjadi penularan dari mereka yang sudah terinfeksi sebelumnya. 

"Selain itu, penulran HIV Aids di Riau jug terjadi karena pemakaian jarum suntik narkoba secara bergantian," terangnya. 

Ia menyebutkan, berdasarkan jumlah kumulatif menurut kabupaten dan kota pada 2004 hingga 13 September 2016, tertinggi adalah Pekanbaru tercatat sebanyak 1.020 kasus, disusul Bengkalis 329 kasus, Kota Dumai 213, Kabupaten Pelalawan 167, Kabupaten Rokan Hilir 117 kasus.

Berikutnya, Kabupaten Siak 81, Kabupaten Inderagiri Hilir 78 kasus, Kabupaten Kampar 75 kasus, Meranti 23 kasus, dan Kabupaten Kuantan Singingi sebanyak 20 kasus, Kabupaten Rokan Hulu 18, dan Indergiri Hulu 21 kasus. 

Menurutnya, ada beberapa jenis pekerjaan mereka yang terinfeksi HIV dan terkena AIDS. Tenaga nonprofesional (karyawan) sebanyak 96 orang untuk kasus HIV, dan AIDS 72 kasus, berikutnya ibu rumah tangga sebanyak 28 kasus HIV dan 23 AIDS. 

Selain itu, tenaga profesional medis 1 orang, ABK 1, lainnya 3, tidak diketahui jenis pekerjaan sebanyak 15 orang, wiraswasta sebanyak 18 kasus HIV dan 22 AIDS, tidak bekerja sebanyak 16 kasus HIV dan 14 AIDS.

Selain itu pekerja seks 22 kasus HIV dan 3 AIDS, petani, peternak, nelayan 4 (HIV) dan 8 (AIDS), buruh kasar 2 HIV dan AIDS 4, tenaga profesional nonmedis 4 HIV, TNI Polri/PP/sekuriti 4 HIV dan AIDS 4 kasus, pelajar/mahasiswa sebanyak 7 HIV dan 4 AIDS, narapidana 3 HIV, PNS 5 HIV, dan 5 AIDS, sopir/ojek, tukang parkir sebanyak 7 kasus HIV dan 2 AIDS. 

"Karena itu, program pencegahan yang komprehensif, terpadu, perlu dilakukan dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, seluruh kemitraan public private community dan media partnership. Program yang memberdayakan populasi kunci, secara khusus terhadap pekerja seks perempuan, laki-laki, waria, serta pasangan seksualnya masing-masing," katanya lagi.(sr5, in)

Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

 
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved