Jum'at, 26 April 2024  
Iptek / Geger 'Salju Merah Darah' di Antartika
Geger 'Salju Merah Darah' di Antartika

Iptek - - Jumat, 28/02/2020 - 09:37:26 WIB

JAKARTA, situsriau.com-Ilmuwan Ukraina yang sedang berada di stasiun penelitian di Antartika berbagi gambar tentang fenomena aneh yang terjadi di sekitar pangkalan mereka. Fenomena itu adalah salju merah darah.

Salju merah darah itu terlihat dekat Pangkalan Penelitian Vernadsky, yang terletak di Pulau Galindez di lepas pantai Antartika. Salju warna begini sudah ada sejak beberapa minggu terakhir. Itu disebabkan oleh sejenis ganggang yang dikenal sebagai Chlamydomonas nivalis atau C. nivalis.

Alga ini sangat mudah ditemukan di seluruh dunia di lingkungan pegunungan dan kutub, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam European Journal of Phycology.

Kementerian Pendidikan dan Sains Ukraina menggambarkan salju sebagai warna "selai raspberry".

Walaupun terdengar lezat, tapi itu bukan pertanda baik.

Begini. Organisme kecil ini telah menemukan ceruk mereka sehingga bisa bertahan di iklim yang sangat dingin. Selama bulan-bulan musim dingin, mereka tidak aktif, menunggu es dan salju mencair. Ketika lingkungan memanas, mereka berkembang dan bereplikasi di lingkungan mereka. Alga berubah warna dari hijau ke oranye, lalu menjadi merah selama siklus hidupnya, dengan mekar yang intens selama musim dingin yang panjang.

Ketika spesies ganggang hijau ini menerima banyak sinar matahari, mereka menghasilkan pigmen merah khusus yang dikenal sebagai karotenoid yang bertindak sebagai semacam tabir surya alami, melindungi ganggang dari panas berlebih dan radiasi ultraviolet.

Secara khusus, pigmen mencegah kerusakan pada klorofil alga —pigmen hijau yang penting untuk kelangsungan hidup alga.

Oleh karena sifat alga yang seperti ini, sejumlah orang menyebut fenomena alam ini dengan nama "salju semangka."

Menurut para ilmuwan Ukraina, ganggang akan menyerap lebih banyak sinar matahari ketika warnanya merah, yang dapat menyebabkan salju mencair lebih cepat.

"Karena pewarnaan raspberry merah (atau semangka-red), salju memantulkan lebih sedikit sinar matahari dan meleleh lebih cepat. Akibatnya, menghasilkan ganggang yang lebih cerah," tulis Kementerian Pendidikan dan Sains Ukraina.

Satu studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications menemukan bahwa salju merah dapat menurunkan albedo salju sebesar 13 persen dalam satu musim lelehan. Para peneliti mengatakan proses ini berkontribusi terhadap pencairan di Kutub Utara —yang terjadi pada "tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya."(sr5, in)


Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

 
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved