Kamis, 28 Maret 2024  
Hukrim / Ternyata Begini Kronologis dan Motif Pelaku Bom Panci di Bandung
Ternyata Begini Kronologis dan Motif Pelaku Bom Panci di Bandung

Hukrim - - Selasa, 28/02/2017 - 09:46:02 WIB

BANDUNG, situsriau.com - Ledakan bom panci menggemparkan Taman Pendawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan, Cicedong, Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar), Senin (27/2/17) kemarin. Kepolisian RI menyebut aksi teror itu dilakukan untuk menunjukkan eksistensi kelompok teroris.

Pelaku peledakan bom panci tersebut diketahui berjumlah dua orang. Satu orang berhasil dibekuk saat penyergapan dan akhirnya tewas ketika dibawa ke rumah sakit, sedangkan satu orang lainnya melarikan diri menggunakan sepeda motor.

Identitas pelaku yang tewas sudah diketahui. "Pelaku inisialnya YC," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Polda) Jabar, Komisaris Besar Yusri Yunus.

Informasi identitas YC pun tersebar di media sosial. Dalam foto berupa salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang tersebar, tercantum nama pelaku, yaitu Yayat Cahdiyat, yang berdomisili di Kabupaten Bandung. Alamatnya di Kampung Cukanggenteng RT 3/RW 1 Desa Cukanggenteng, Kecamatan Pasirjambu.

Yayat kelahiran Purwakarta, 24 Juni 1975. Dalam salinan KTP itu, tertulis pelaku bekerja sebagai pedagang. "Ya itu di KTP, betul," kata Yusri.

Yayat tewas saat akan dibawa ke RS Sartika Asih, Bandung. Dia mengalami luka tembak di bagian dada karena sempat baku tembak dengan polisi saat bersembunyi di Kantor Kelurahan Arjuna, tak jauh dari Taman Pendawa. "Pelaku meninggal dunia dalam perjalanan," kata Yusri.

Kepala Polri, Jenderal Tito Karnavian menyebut, dalam aksinya, Yayat menuntut teman-temannya yang dipenjara dalam kasus terorisme dibebaskan. "Jadi tujuan bom ini sebetulnya untuk eksistensi dalam rangka meminta teman-temannya dikeluarkan," katanya.

Tito yakin teror bom panci yang dilakukan Yayat tidak terkait dengan kedatangan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Indonesia pada 1-9 Maret 2017. "Tidak ada (kaitan dengan kedatangan Raja Salman). Saya beranggapan tidak ada kaitannya karena kita tidak mendapat informasi ada hubungannya dengan kedatangan Raja Salman," imbuhnya.

Bom panci meledak di Taman Pendawa saat pelajar SMA 6 Bandung sedang berolahraga di taman tersebut. Para siswa sempat mengejar Yayat yang mengarah ke Kantor Kelurahan Arjuna.

Keterangan itu disampaikan seorang saksi mata yang berada di Taman Pendawa. Saksi yang juga penjual tahu bulat bernama Vence (67) itu mengaku melihat Yayat berlari setelah bom panci yang dibawa meledak.

"Anak-anak SMA yang lagi olahraga itu sempat mengejar, tapi mereka balik lagi setelah ada polisi karena pelaku bawa pisau," ujar Vence.

Jarak lokasi ledakan bom panci dengan SMA 6 di Jalan Pasirkaliki sekitar 600 meter. Adalah Lupy M dan M Syafil Nurhikmah, dua siswa yang sempat mengejar Yayat hingga ke Kantor Kelurahan Arjuna.

Lupy mengatakan, saat itu dia dan teman-temannya sedang berolahraga di lapangan Taman Pendawa. Tiba-tiba terdengar suara ledakan dari salah satu sudut taman.

"Lagi olahraga di lapangan, sebelumnya saya lihat dia (Yayat) sempat ngobrol dengan anak kecil. Tiba-tiba ada suara ledakan, bingung dari mana," ujar Lupy.

Pada saat terjadi ledakan, Lupy melihat Yayat tiarap. Kemudian Yayat berjalan ke arah kantor kelurahan. "Dia belum lari, jalan dulu. Setelah kita kejar, baru lari sambil ngeluarin pisau. Lari ke arah kelurahan," ujar Lupy.

Lupy dan teman-temannya sempat berhenti mengejar karena Yayat menodongkan pisau. Ledakan bom panci ini membuat geger warga di sekitar Taman Pendawa.

Pegawai di Kelurahan Arjuna pun mengalami hal menegangkan. "Pelaku tiba-tiba masuk kantor dan bawa belati (sangkur)," kata Staf Kelurahan Arjuna, Sri Haryani.

Menurutnya, Yayat berteriak, 'mana yang punya kantor?'. Pegawai kelurahan yang rata-rata berjenis kelamin perempuan ketakutan. Sebagian bersembunyi di bawah meja.

Sri tak tahu apa yang sebenarnya terjadi sampai akhirnya siswa SMA berteriak dari luar kantor. "Ada bom," kata Sri menirukan ucapan siswa SMA tersebut.

Sri dan beberapa petugas kelurahan kemudian melarikan diri tak melalui pintu. "Kami lewat kaca konter ruangan pelayanan," ungkapnya.

Yayat sempat membakar lantai dua kantor kelurahan dan melemparkan sejumlah bom berdaya ledak kecil ke arah polisi. Namun, semua yang berada di kantor kelurahan, baik pegawai maupun warga, selamat. Begitu juga polisi yang melakukan penyergapan tak ada yang terluka.

Yayat berhasil dilumpuhkan dengan tembakan di bagian dada. "Anggota sudah lakukan negosiasi, tapi pelaku tidak mau. Kemudian sesuai aturan tiga kali diberi warning, maka kita boleh melakukan masuk dan lakukan. Ada tembak-menembak kemudian pelaku tertembak di bagian dada," kata Tito.

Polisi juga mengamankan sejumlah barang yang dibawa Yayat. Selain ransel, dia diketahui membawa senjata api laras pendek. "Saat itu ditemukan sangkur, ada juga senjata genggam dan kemudian diduga masih ada bahan peledak," sambungnya.

Tito bersyukur tidak ada korban dari warga akibat ledakan bom panci. "Efek ledakan tidak besar tapi ada pakunya, untung karena gunakan low explosive, efek ledakan tidak besar," sebutnya. (sr5, in)


Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

 
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved