Kamis, 25 April 2024  
Ekeubis / Kemarau Picu Harga Sayuran Meroket di Pekanbaru
Kemarau Picu Harga Sayuran Meroket di Pekanbaru

Ekeubis - - Sabtu, 27/08/2016 - 15:44:13 WIB

PEKANBARU, situsriau. com - Dampak kemarau panjang yang melanda sentra penghasil sayuran di Sumatera Barat dan Sumatera Utara mulai dirasakan warga Pekanbaru. Harga komoditas sayuran di sejumlah pasar tradisional meroket. 

"Pasokan hasil pertanian berkurang ke Pekanbaru akibat kemarau," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru, Ingot Achmad Hutasuhut, di Pekanbaru, Jumat (26/8/16). 

Kenaikan harga sayuran ini, kata Ingot, disebabkan tingginya ketergantungan Riau terhadap produk pertanian dari kedua provinsi tersebut. Kenaikan bervariasi sekitar Rp2 ribu sampai Rp15 ribu. 

Dari data survei harian di beberapa pasar, lanjutnya, diketahui terjadi kenaikan harga beberapa komoditas pertanian. Misalkan, aneka sayuran dataran tinggi, seperti bunga kol, jipang, mentimun, kentang, wortel, jenis cabai dan sebagainya.

Untuk itu, pihaknya ke depan akan melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dalam hal ini Dinas Pertanian, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Pekanbaru dan Badan Urusan Logistik (Bulog). "Apa yang perlu dilakukan untuk meredam harga serta apa perlu ada pasar murah dan sebagainya kebijakan intenvensi harga," katanya lagi.

Sementara itu, Sinaga (40), pedagang cabai merah di Pasar Kodim, mengakui sepekan terakhir ini terjadi kenaikan harga cabai merah dan rawit. "Kini harga Cabai Rawit sudah Rp50 ribu per kilo, padahal pekan lalu masih Rp35 ribu," katanya. 

Hal ini dikarenakan modal beli dari sentra penghasil yakni Bukittinggi dan Medan naik. "Katanya di sana kemarau, pasokan cabai terbatas," katanya lagi menegaskan. Menurutnya, saat ini ada dua jenis cabai yang beredar di pasar tradisional Pekanbaru, yakni cabai keriting berasal dari Bukittinggi dan kotak berasal dari Medan dan Jawa. 

Hal yang sama juga diakui Aida, ibu muda asal Jalan Durian. Ia mengaku harus beli cabai diirit agar uang belanjaan harian cukup untuk beli kebutuhan lainnya. Ia menjelaskan kalau biasanya uang senilai Rp10 ribu sudah dapat beli tomat seperlima kg dan cabai seperempat. Kini hanya mampu untuk beli cabai merah 1 ons dan tomat 1/4 kg. "Biasanya saya beli cabai merah 1/4 kg, sekarang cuma dapat beli 1 ons saja karena sudah mahal Rp5.000-Rp5.500/ons," terangnya.

Enik, pedagang sayuran di Pasar Senapelan, menyebutkan kenaikan harga juga terjadi pada sayuran. Contohnya, Jipang yang biasanya Rp3 ribu per kilogram (kg) kini naik jadi Rp5 ribu. Begitu juga dengan Mentimun. "Terong Hijau dan Terong Biru naik, mentimun juga kini Rp10 ribu dari harga sebelumnya Rp6 ribu. Kacang Panjang kini Rp10 ribu per ikat besar sebelumnya hanya Rp5 ribu," kata Eti, pedagang sayuran di Pasar Cik Puan.

Tak hanya komoditas sayuran saja, harga ikan laut juga ikut naik, seperti Serai, Tongkol Sisik, Gembung. "Ikan Serai kini dijual Rp30 ribu per Kg dari harga sebelumnya Rp22 ribu," kata Jodi, pedagang ikan di Pasar Rumbai. 

Ironisnya, kenaikan harga ikan laut ini juga ikut mengerek harga ikan air tawar, seperti Nila, Patin, dan Lele. "Sekarang lagi terang bulan jadi tidak ada ikan, nelayan pun jarang melaut," kata Jodi menambahkan. (sr5, in)

Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

 
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved