Kamis, 25 April 2024  
Nasional / Diminta Gandakan Uang Rp5.000 di Depan Polisi, Ini Kata Dimas Kanjeng
Diminta Gandakan Uang Rp5.000 di Depan Polisi, Ini Kata Dimas Kanjeng

Nasional - - Rabu, 28/09/2016 - 20:54:59 WIB
Foto yang diambil pada awal 2012 ini menunjukkan Dimas Kanjeng Taat Pribadi (tengah) memamerkan uang hasil penggandaan gaibnya. Setelah diperlihatkan kepada masyarakat dan petugas, uang empat peti ini dibawa ke bank.

TERKAIT:

JAKARTA, situsriau.com - Taat Pribadi, Pengasuh Padepokan Dimas Kanjeng yang ditahan Polda Jatim atas dugaan pembunuhan secara mengejutkan mengaku tidak bisa menggandakan uang seperti apa yang diperlihatkan dalam tayangan YouTube.

Itu terungkap saat seorang petugas mendatangi tersangka Taat Pribadi ke sebuah ruangan. "Taat, ini uangku Rp 5.000, gandakan jadi Rp 1 miliar," goda penyidik sembari menyodorkan uang pecahan Rp 5.000.

Tersangka Taat yang saat itu tengah duduk hanya melempar senyum. "Siapa yang bilang begitu. Saya tidak ngomong begitu," ujar Taat yang ditirukan seorang petugas.

"Lho, Anda katanya bisa menggandakan uang?" tanya petugas lagi.

"Yang ngomong kan bukan saya," elaknya lagi.

Menurut petugas, ulah Taat hanya akal-akalan untuk mengelabui masyarakat.

Namun di zaman yang sudah modern ini, masyarakat masih percaya dengan kedok penipuan dengan cara penggandaan uang.

Punggung diusap, ratusan juta rupiah keluar. Tak banyak yang tahu, tiga tahun sebelum penangkapan, Dimas pernah mengadakan acara pembagian santunan yang juga dihadiri sejumlah perwira kepolisian dan TNI.

Pembagian santunan itu dilakukan di padepokan milik Dimas di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, dan dihadiri sekitar 10.000 orang pada Rabu tanggal 31 Juli 2013.

Mereka mengantri untuk menerima santunan masing-masing sebesar Rp 100.000,-. Pembagian santunan berlangsung tertib dengan pengawasan ketat dari petugas kepolisian.

Sebelum acara pembagian santunan dimulai, Dimas Kanjeng Taat Pribadi di depan belasan wartawan cetak dan elektronik, kembali mengulangi atraksinya, seperti tahun-tahun sebelumnya.

Dimas yang dibantu sekretaris pribadinya yakni, Yono meminta supaya memindahkan kursi kosong di tempat yang lega, supaya atraksinya bisa ditonton wartawan.

"Ini kosong kursinya, ya," ujar Yono sembali membolak balik kursi tersebut berkali-kali. Sejurus kemudian, Dimas duduk di kursi yang disediakan tersebut.

Lantas dia meletakkan kedua tangannya di belakang punggungnya, sembari menawari kepada wartawan, hendak menarik uang pecahan asing atau rupiah.

Dengan kompak, wartawan meminta uang pecahan asing. Dimas menganggukkan kepalanya dan dia langsung menarik tangan dari belakang punggungnya.

Ajaib, ada segepok uang pecahan mata uang asing di antaranya, Dollar Amerika, Dollar Singapura, Real, Rupe, Yen, Bath dan beberapa uang dari berbagai penjuru negara.

Lalu uang tersebut ditaburkan di lantai granit rumah Dimas.

Atraksi kedua, Dimas menarik uang rupiah pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu. Seperti atraksi yang pertama, Dimas meletakkan tangannya di belakang punggungnya.

Lalu setelah tangannya ditarik, tiba-tiba muncul segepok uang, yang langsung dihamburkannya ke lantai.

Setelah sekitar tiga kali menarik uang pecahan rupiah, Yono dibantu beberapa wartawan Televisi, lantas menghitung uang hasil tarikan gaib itu.

"Ada sekitar hampir Rp250 juta, ya kan," ujarnya.

Karena merasa tidak puas, Dimas Kanjeng kembali memberi tawaran akan menarik uang setengah jadi dalam bentuk lembaran.
Lalu dia kembali menyembunyikan tangannya di balik punggungnya.

Anehnya, begitu tangannya dijulurkan ke depan, dia sudah menggenggam dua lembar pecahan uang dollar yang belum dipotong.

"Semua uang yang saya tarik secara gaib adalah asli. Kalau tidak asli, tentu saya akan dilaporkan ke polisi oleh penerima santunan," kata Dimas.

Untuk meyakinkan para wartawan, Dimas memberikan beberaa lembar uang pecahan asing dari berbagai negara.
"Ini silahkan dibawa. Kalau tak percaya, silahkan tukarkan di bank," imbuh Dimas.

Sementara itu, Pengasuh Ponpes Zainul Hasan KH M Hasan Saiful Islam yang kebetulan hadir dalam acara pembagian santunan, juga mengajak masyarakat supaya tetap berpikir positif dengan kiprah Dimas Kanjeng.

"Ketika saya menjabat menjadi Ketua MUI, saya berusaha mencari celah kesalahan soal uang yang dimiliki Dimas. Al Hasil, tidak ada temuan indikasi penipuan dan sampai saat ini tidak ada satupun proses hukum yang melibatkan Kanjeng Dimas," katanya.

Dimas Kanjeng sendiri mengaku, banyak mendapat fitnah soal uang yang dimilikinya.

"Saya ini punya ilmu. Tapi, uang itu harus diberikan kepada orang lain. Makanya, tiap tahun, minimal dua kali, saya harus memberikan santunan," tukasnya.(sr5, so)



Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

 
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved