Jum'at, 29 Maret 2024  
Lingkungan / Anomali Perubahan Iklim, Kepala BNPB Minta Semua Pihak Bahu Membahu Antisipasi Bencana
Anomali Perubahan Iklim, Kepala BNPB Minta Semua Pihak Bahu Membahu Antisipasi Bencana

Lingkungan - - Kamis, 20/06/2019 - 10:51:40 WIB

JAKARTA, situsriau.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo mengajak semua pihak untuk saling bahu membahu dalam mengantisipasi bencana yang ada di Indonesia. 

Menurutnya baik pemerintah pusat, daerah, dunia usaha, komunitas masyarakat, serta para pakar menjadi kunci mewujudkan ketangguhan bangsa menghadapi bencana.

Menurut Doni, dalam beberapa tahun terakhir Indonesia dihadapkan pada anomali perubahan iklim yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. Selain itu letak geografi pertemuan lempeng bumi dan rangkaian gunung api aktif di Indonesia menyebabkan terjadinya sejumlah fenomena alam.

Bahkan anomali perubahan iklim di Indonesia saat ini semakin terasa seperti di wilayah timur Indonesia yang mengalami curah hujan tinggi sehingga menyebabkan banjir.

"Seperti di kawasan Maluku, Sulawesi, Kabupaten Konawe Utara sampai dengan Kota Samarinda di Kalimantan Timur," kata Doni dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/6/19).

Di sisi lain BMKG memperkirakan, sejumlah kawasan seperti di wilayah barat Indonesia kini memasuki musim kemarau, yang baru akan berakhir pada bulan Oktober 2019. Kondisi ini bisa memicu kebakaran hutan dan lahan.

Untuk itu antisipasi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan terutama di 7 provinsi Aceh, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan harus dilakukan. "Saat ini sudah 3 provinsi yang sudah dinyatakan dalam keadaan darurat asap yaitu Kalbar, Riau dan Sumatera Selatan," ungkapnya.

Doni menjelaskan, kebakaran hutan dan lahan sendiri disebabkan dua faktor. Yang pertama tidak disengaja dan sengaja dibakar. Dalam hal ini faktor ketidaksengajaan dalam kebakaran hutan hanya 1%, dan sisanya sebanyak 99% adalah karena kesengajaan yang berhubungan erat dengan aktivitas manusia.

Berdasarkan data dan fakta penelitian, kebakaran hutan dan lahan yang disengaja terjadi akibat sistem perladangan tradisional dari penduduk setempat yang berpindah-pindah, namun jumlah ini sangatlah kecil. Termasuk di dalamnya, misalnya membakar sampah atau akibat membuang puntung rokok.

"Yang jumlahnya mencengangkan dan sudah bukan rahasia dikarenakan pembukaan hutan dan lahan oleh para pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan kelapa sawit," ujar dia.

Berdasarkan data, sepanjang Januari hingga Juni 2019 kebakaran hutan dan lahan di Riau sudah mencapai 3.100 Ha. Doni mengaku tak heran sebab hal itu sudah menjadi rahasia umum bahwa kebakaran liar yang terjadi akibat kegiatan perladangan hanya kamuflase dari penebang yang memanfaatkan jalan HPH dan berada di kawasan HPH.

Metode pembukaan lahan dengan cara tebang habis dan pembakaran ini dianggap modus yang murah, mudah dan cepat namun berakibat fatal. Penyebab lainnya, umumnya berawal dari suatu konflik, hutan dan tanah dikuasai oleh para investor yang mendapat pengesahan melalui celah hukum positif negara.

Akibatnya kata Doni, banyak masyarakat yang terpapar langsung dengan bencana asap ini dan tentu juga mencemari udara dan berdampak pada kesehatan masyarakat. Tahun 2014 dan tahun 2015, di Riau, tercatat 53.553 kasus penyakit seperti ISPA, asma, paru-paru dan jantung. Tidak kurang dari 4.000 diantaranya mengalami komplikasi penyakit mata dan kulit.

Selain itu tercatat adanya korban jiwa yang disebabkan tingginya kandungan asap yang terhirup pernapasan masyarakat di Riau. Bayi bayi yang merupakan generasi penerus bangsa juga terpapar penyakit sejak dini.

"Inilah satu penyebab stunting. Anak-anak tak mampu melangkah menuju ruang ruang kelas di sekolah untuk mendapatkan pendidikan. Satu hal yang perlu dicacat dengan garis tebal, bahwa dampak di sektor kesehatan ini tak bisa diukur dengan kerugian uang, sebab ini sudah menyangkut keselamatan nyawa manusia," tegasnya.(sr5, oz)

Kami menerima tulisan mengenai informasi yang bernilai berita
Silahkan SMS ke 08117533365
atau Email: situsriau.redaksi@gmail.com
Lengkapi data diri secara lengkap.
----- Akses kami via mobile m.situsriau.com -----

 
Redaksi | Email | Galeri Foto | Pedoman Media Siber
Copyright 2012-2020 PT. SITUS RIAU INTIMEDIA, All Rights Reserved